Steve Scalise, anggota dewan dari Partai Republik ditembak orang tak dikenal saat sedang bermain bisbol bersama dua rekannya, Rabu (14/6) waktu setempat. Alasannya, pelaku marah besar dengan Presiden Donald Trump yang didukung oleh Partai Republik.
Dikutip dari reuters, Kamis (15/6), pria bersenjata tersebut, melepaskan tembakan ke arah tiga politisi Republik di lapangan bisbol di Alexandria, Virginia. Pelaku kemudian tewas, setelah terjadi baku tembak dengan polisi setempat.
Scalise ditembak di pinggul kiri, menderita patah tulang, luka pada organ dalam dan pendarahan hebat. “Dia menjalani operasi namun memerlukan operasi lebih lanjut,” kata Pusat Rumah Sakit MedStar Washington.
Presiden Trump telah menanggapi kasus penembakan tersebut. Menurut Trump, Scalise adalah orang yang hebat.
“Steve Scalise, salah satu orang yang benar-benar hebat, dia adalah petarung sejati. Berdoalah untuk Steve,” kata Trump di Twitter setelah mengunjungi rumah sakit pada Rabu malam.
Pria bersenjata tersebut, yang diidentifikasi oleh polisi bernama James, berusia 66 tahun.
Anggota Kongres di taman bermain menggambarkan suara keras seperti petasan saat kejadian. 15 sampai 20 orang terbaring di tanah dan menyadari bahwa mereka hanya memiliki peralatan bisbol untuk mempertahankan diri dari serangan tersebut.
“Ketika dia mulai menembak, dia menembak untuk membunuh orang-orang. Dan syukurlah dia bukan penembak yang bagus,” kata Joe Barton, manajer tim Republikan.
Yang terluka juga adalah seorang pembantu kongres dan seorang mantan ajudan yang sekarang bekerja sebagai pelobi, kata beberapa pejabat. Seorang petugas polisi di Capitol Hill mengalami luka tembak.
“Itu tidak hanya kacau tapi juga situasi tempur,” kata Kepala Kepolisian Alexandria Mike Brown mengatakan kepada wartawan.
Sementara polisi dan Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan, terlalu dini untuk menentukan apakah ini adalah serangan politik yang disengaja, penembakan tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang perbedaan tajam dan retorika pahit dalam politik Amerika.
Agen khusus FBI Tim Slater menolak berkomentar mengenai apakah pria bersenjata tersebut punya dendam dengan anggota Partai Republik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar