14 Mei 2017
Presiden Korsel ajak dialog, Korut malah luncurkan misil balistik
Korea Utara kembali meluncurkan misil balistik pada Minggu (14/5) pagi sejauh 700 kilometer. Peluncuran rudal tersebut dilakukan beberapa hari usai pemimpin baru Korea Selatan, Moon Jae-in, mencoba berdialog dengan Pyongyang.
Misil tersebut ditembakkan dari wilayah Kusong, barat laut Pyongyang. Wilayah sama dengan uji coba misil jarak menengah yang berhasil dilakukan Korut Februari lalu.
Jepang menyebutkan, rudal terbaru Korut ini mencapai ketinggian lebih dari 2.000 kilometer dan terbang selama 30 menit, sebelum jatuh ke laut perbatasan pantai timur Korut dan Jepang. Negeri Sakura menyebutkan Pyongyang konsisten melakukan uji coba rudal ke wilayah itu.
Peluncuran misil ini dilakukan Minggu, pukul 05.27 (waktu Korsel), dan terjadi hanya dua pekan usai Korut gagal menembakkan rudal keempatnya sejak Maret lalu.
Komando Pasifik AS menyebutkan pihaknya masih menilai jenis rudal tersebut. Namun, mereka menyatakan bentuknya tidak sesuai dengan rudal balistik antarbenua.
"Komando Pasifik AS berkomitmen penuh bekerja sama dengan Korsel, Jepang dan sekutu untuk menjaga keamanan di kawasan Semenanjung Korea," ujar salah seorang juru bicara Komando Pasifik AS, seperti dilaporkan stasiun televisi Channel News Asia.
Sementara itu, Presiden Korsel baru Moon Jae-in, langsung mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional mengenai peluncuran rudal terbaru Pyongyang. Dalam pertemuan perdananya sebagai presiden, Jae-in menyebutkan apa yang dilakukan negara tetangganya itu sebagai 'pelanggaran jelas' terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Presiden mengatakan sementara Korea Selatan tetap terbuka atas kemungkinan dialog dengan Korea Utara. Namun, hal ini hanya akan dilakukan jika Korut menunjukkan perubahan sikap," tutur Sekretaris Pers Kepresidenan Korsel, Yoo Young-can.
Jae-in yang memenangkan pemilihan presiden pada Selasa lalu menuturkan akan bersikap lebih lunak dengan Korut. Dia bahkan mengatakan bersedia pergi ke Pyongyang dalam situasi yang tepat.
Menurut dia, dialog harus dilakukan kedua negara bersamaan dengan sanksi yang harus dijalankan Korut. Hal ini menjadi solusi Seoul untuk mengatasi masalah Pyongyang dengan masyarakat internasional.
Peluncuran rudal Pukguksong-2 merupakan keberhasilan Korut pertama sejak Maret lalu. Sebab, empat kali berturut-turut negara yang dipimpin Kim Jong-un itu gagal meluncurkan misil, termasuk saat memperingati ulang tahun pendiri Korut, Kim Il-sung.
Rudal ini merupakan versi terbaru dari rudal balistik kapal selam yang diluncurkan di wilayah Kusong pada 12 Februari lalu. Misil dianggap lebih berbahaya karena sulit melacak lokasi peluncurnya. Tak hanya itu, kemampuan jelajah rudal ini lebih tinggi dibanding roket berbahan bakar cair lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar